Skip to main content

Jokowi-Dahlan, Dua Putra Terbaik Kaki Gunung Lawu

[courtesy:viva.co.id]
INILAHCOM, Jakarta - Dahlan Iskan dan Joko Widodo alias Jokowi punya sejumlah kesamaan, selain perbedaan-perbedaan yang sangat tajam. Paling tidak, dua tokoh ini sama-sama lahir dan dibesarkan dikaki Gunung Lawu.

Dahlan, Meneg BUMN, lahir dan dibesarkan di Desa Takeran, Magetan atau sebelah timur Gunung Lawu. Jokowi, Gubernur DKI Jakarta, lahir dan dibesarkan di Kampung Sumber, Kota Solo, sebelah barat Gunung Lawu. Dahlan lahir dari lingkungan santri. Jokowi lahir dari lingkungan abangan. Menurut mitos, sampai kurun waktu tertentu, negeri ini masih akan dipimpin oleh tokoh-tokoh yang dilahirkan dan dibesarkan dikaki GunungLawu.

Boleh percaya boleh tidak. Begitulah ceritanya. Tapi bagi mereka yang tidak dilahirkan dan dibesarkan dikaki Gunung Lawu, bukan berarti tak berpeluang untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Sebab, mitos dan klenik itu bukan kebenaran imani yang wajib dipercaya. Jadi, boleh ditolak boleh diterima.

Kesamaan lain Jokowi dan Dahlan adalah keduanya menolak menggunakan fasilitas negara. Selama jadi Walikota Solo, Jokowi tak mengambil gajinya. Ia juga menolak Toyota Camry baru sebagai mobil dinas. Jokowi memilih mobil lama warisan dari pendahulunya. Dia baru mengganti mobil dinasnya dengan Esemka, mobil coba-coba anak Solo. Begitu juga Dahlan, mulai menjabat Dirut PLN hingga menjadi Meneg BUMN tak menggunakan fasilitas negara. Dahlan menolak rumah dinas menteri dan menolak menggunakan mobil menteri.

Hal positif lain dari Dahlan-Jokowi ini adalah kasalihan sosialnya. Jokowi memberikan gajinya sebagai walikota kepada pegawai rendahan di Pemkot Solo mulai dari petugas kebersihan hingga pesuruh. Hal serupa juga dilakukan Dahlan yang selalu menyumbangkan gajinya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Di luar itu, Jokowi rajin membagi-bagi beras di kantung 5 kg kepada rakyat miskin yang dijumpainya saat blusukan kampung. Kegiatan ini sudah lama dilakukan Jokowi. Konon, masih terus dilakukan hingga kini di DKI Jakarta. Dahlan juga melakukan hal yang mirip. Beda obyek saja. Dahlan selalu membantu pesantren-pesantren, masjid-masjid, dan lembaga pendidikan. Tak sedikit orang perorang juga yang dibantu Dahlan, termasuk sejumlah mantan karyawannya yang sering menyerang Dahlan di media sosial.

Persamaan lainnya adalah: Jokowi dan Dahlan sama-sama memiliki pendapatan pribadi yang sangat besar diluar pekerjaannya sebagai aparatur negara. Jokowi memiliki pendapatan pribadi yang rutin Rp 500 juta perbulan dari ekspor meubel ke Timur Tengah dan Eropa. Sebelum jadi Walikota Solo, Jokowi adalah eksportir meubel. Sejak dia jadi walikota, kuota ekspor yang dimilikinya dikelola oleh pengusaha meubel terkemuka di Solo. Diluar itu, Jokowi memiliki pendapatan dari usaha keluarga yang dikelola Gibran, anaknya.

Pendapatan pribadi Dahlan jauh lebih besar. Sebagai pemegang saham mayoritas di PT Jawa Pos, pendapatan pribadi Dahlan ditaksir lebih dari Rp 4 miliar perbulan. Belum dividen sebagai pemegang saham. Belum lagi gaji dan dividen yang dia dapat sebagai komisaris dari 250 perusahaan koran harian lokal dilingkungan Grup Jawa Pos yang menyebar dari Sabang sampai Merauke.

Jadi, orang-orang yang memiliki pendapatan pribadi seperti Dahlan dan Jokowi ini memang tak pantas lagi tertarik dengan gaji menteri atau gaji kepala daerah yang jumlahnya puluhan juta. Kecuali mereka masuk dalam golongan manusia rakus, berapapun pendapatannya pasti takkan pernah merasa cukup.

Lalu, apa bedanya Dahlan dan Jokowi? Bedanya cara mereka mengekspresikan nilai-nilai positif yang mereka punya. Dahlan mengekspresikannya dengan gaya jawa timuran, khususnya suroboyoan yang lebih blak-blakan. Sementara Jokowi menampilkannya dengan gaya Solo yang tak gampang dibaca.

Salah satu contohnya dalam soal penggunaan fasilitas mobil negara. Dahlan dalam acara Kick Andy mengemukakan salah satu alasannya tak menggunakan mobil dinas menteri karena mobil pribadi dia jauh lebih bagus. Mobil dinas menteri adalah Toyota Crown Royal Saloon. Sedangkan mobil pribadi Dahlan adalah Mercedes Benz S-500. Niatnya mulia, Dahlan ingin menunjukkan dedikasi dan pengabdiannya yang tinggi terhadap negeri tercinta ini, tanpa pamrih apapun termasuk urusan gaji dan mobil dinas. Tapi aura bahasa Dahlan memancarkan sinar kesombongan yang mungkin tak dia sengaja.

Sementara Jokowi ketika ditanya siapapun(mulai dari wartawan, anggota dewan hingga istrinya) mengapa dia tak mau menerima Toyota Camry baru sebagai mobil dinas walikota, selalu bilang begini: ‘’Mobil dinas walikota yang lama masih bisa dipakai. Kenapa saya harus memakai mobil baru yang mahal?’’

Mungkin apa yang dikorbankan Dahlan untuk negeri ini jauh lebih besar dari apa yang dipersembahkan Jokowi. Tetapi citra politik yang diraihnya sangat berbeda.

Jokowi selalu dielu-elukan responden survei politik yang dilakukan banyak lembaga survei atas elektabilitas para bakal calon presiden negeri ini. Jokowi selalu disambut gegap gempita rakyat kecil, dinanti pelaku pasar modal. Dengan respon begitu rupa dan cenderung stabil berada di puncak popularitas, hampir bisa dipastikan gaya politik Jokowi ada yang mengelola dengan baik.

Dahlan seharusnya dengan apa yang dia lakukan, memiliki tingkat elektabilitas yang jauh lebih tinggi lagi. Sayangnya, Dahlan bukan tipikal orang yang suka mendengarkan bisikan-bisikan. Dahlan juga tak percaya dengan pengarah gaya politik untuk sampai pada tingkat pecitraan tertentu. Dahlan adalah spontanitas yang sangat merisaukan banyak orang di negeri ini.

Tapi, dimana pun posisi mereka saat ini, Dahlan dan Jokowi adalah dua putra terbaik dari kaki Gunung Lawu. [dsy][sumber:http[:][slash-slash]nasional.inilah.com[slash]read[slash]detail[slash]2079352[slash]jokowi-dahlan-dua-putra-terbaik-kaki-gunung-lawu#.UxZrnHkW0T0]

Popular posts from this blog

Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (2)

Bagian 2 dari 3 tulisan Pada bagian ini diuraikan konfigurasi input dan ekstraktor serta menghubungkan Suricata ke Graylog2 Melanjutkan tulisan sebelumnya Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (1), pada tulisan ini akna sedikit menguraikan tentang beberapa konfigurasi dan pemanfaatannya.  Tentunya masih menggunakan Graylog2. Input. Konfiguras Input sangat penting mengingat ini adalah item konfigurasi yang memungkinkan Graylog2 untuk membuka port menangkap kiriman log. Ada beberapa jenis input.  Namun untuk sementara kita hanya menggunakan “Syslog TCP”  dan “Syslog UDP”.  Dan karena input nanti akan berhubungan dengan extractors, maka sebaiknya input dibuat spesifik untuk mesin log yang spesifik juga.  Misalkan kita akan menangkap log dari Suricata, kita buatkan 1 input khusus dengan protocol UDP misalnya, dan listening pada port 6160 misalkan. Langkah pembuatan input Untuk membuat input, setelah kita bisa memasuki interface Graylog2, ...

Bagaimana Menginstall Snort dengan Barnyard2 dan Snorby

Mas....! Apa? Nuwun sewu, Mas! Saya udah coba install Snort dan Suricata. Tapi bingung... Bingung gimana? Bingung nginstallnya. Sampeyan nginstallnya di mana? Sampeyan gimana? Ya di kantor, Mas! Masa di rumah.  Di rumah komputer kan cuma 1 doang. He he....! Maksud saya, nginstallnya di komputer apa, OS nya apa? Di PC, OS-nya linux Linux apa? Ubuntu, Mas! Hmm... Ubuntu? Sampeyan nginstallnya make apt-get install apa compile dari source-nya? Make apt-get install, Mas! sudo apt-get install snort snort-mysql Emang kenapa, Mas? Gak apa, Cuma biasanya saya nginstallnya langsung dari source. Gimana caranya? Begini, unduh dulu source terakhir yang stabil dari http://www.snort.org/snort-downloads/ Kemudian copykan ke mesin linux yang bakal kita install snort.  Jangan cuma download source snortnya thok.  Download juga library DAQ (Data Aqcuisition Library).  Karena snort juga butuh ini kalo mau mengenable-kan semua fitur snort. Jangan lupa juga download barny...

Ha Na Ca Ra Ka, Huruf Jawa: Riwayatmu Kini

Ha na ca ra ka; hana caraka; ada utusan. Ah kemanakah para utusan itu sekarang? Sesekali aku jalan-jalan ke blog orang-orang dari wilayah-wilayah asia semacem Thailand, Champa (Khmer); ada yang tiba tiba menyeruak dari kedalaman jiwaku. Dari kedalaman jiwa seorang Jawa. Hari ini aku sudah tidak bisa lagi membaca rangkaian kalimat yang tersusun dari huruf-huruf milik kami, orang jawa. Dulu, ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar, pak guru dan ibu guruku begitu rajinnya mengajarkan aku membaca dan menulis huruf jawa. Sampai kemudian aku pun bisa menuliskannya dengan lancar. Membacanya pun aku tidak ada halangan. Bahkan sampai aksara murda sekalipun. Tapi kini aku seperti menjadi orang lain ketika harus membaca tulisan-tulisan itu. Hari ini, ketika aku tidak mampu lagi membaca hurufku. Aku mencoba untuk menelusuri di internet tentang huruf-huruf jawa. Aku dapat salah satunya di http://en.wikipedia.org/wiki/Javanese_script , kemudian dari sini aku mendapatkan http://www.omniglot...