Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Cerpen

Awal Perjalanan

Jalan di dusun Pedhudutan pagi ini masih sangat sepi. Meskipun adzan Shubuh telah berkumandang, dan jama’ah Shubuh telah kembali dari langgar, namun aktifitas penduduk masih belum terlihat bergeliat. Hanya beberapa penduduk yang terlihat telah mendahului pergi ke pasar menjemput pagi. Menjemput rezeki pagi ini. Wadasputih, lintasan pegunungan yang melingkupi dusun Pohkumbang, masih nampak hitam di ujung timur seakan mencanda mentari agar tetap dalam peraduannya meski semburat tangan sinarnya telah menggapai awan yang masih malas-malasan di atas sana. Padepokan Gagak Wulung, pagi ini, terasa sangat sepi. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada suara cantrik mengalunkan pesan-pesan ilahi, maupun yang gladen, olah kanuragan. Bahkan dapur-dapur padepokan yang biasanya diisi oleh para simbok, istri-istri cantrik senior maupun para cantrik perempuan, pagi ini sepi. Hanya ada sedikit sisa asap pedhangan bekas menanak nasi tadi, sebelum subuhan. Semua cantrik berkumpul di depan pendo...

Niken Landjar Sekar Kenongo

Model: Naziyah Mahmood Credit: ada-arts13 "Ndhuk, lihat, perhatikan, pikirkan dan berundinglah dengan hati dan akal sehatmu. Semua ajar yang pernah Bopo berikan sudah cukup untukmu mengambil keputusan yang terbaik!" Niken Landjar Sekar Kenongo, putri kesayangan Ki Ageng Gagak Pergola dengan takzim mendengar petuah boponya. Dara cantik berkerudung hitam yang duduk berhadapan dengan Ki Ageng berujar, "Inggih Bopo! Saya akan selalu mengingat sedoyo pawiyatan kang sampun dipun wedhar déning Bopo. Benjang, enjang-enjang, dalem badhe miwiti lampah, perjalanan yang sangat jauh Bopo. Padepokan Nyi Ajar Nismara  sungguh teramat jauh, berat hati dalem untuk memulai perjalanan ini. Berat hati dalem meninggalkan bopo meski para cantrik di padhepokan ini akan selalu bersama bopo. Nyuwun pangestunipun bopo agar yang akan saya mulai besok akan bisa saya jalani dengan selamat!" Ki Ageng Gagak Pergola menarik nafas panjang. Ingatannya kembali ke masa lalu ketika anak pe...

Kalajengking Kalasekarsih

Gambar: Hasil googling dengan kualitas rendah Pagi ini pelabuhan Glagaharum sangat ramai. Tidak seperti biasanya. Orang-orang berlarian kian kemari, berteriak-teriak seperti ada yang ditakutkan. Ki Somamertani sang syahbandar lari dari arah timur diikuti para pengawalnya menuju ke pusat keramaian. Ki Somamertani berteriak keras, "Ada apa ini?" Orang ramai tiba-tiba berhenti, dan menoleh ke arah Ki Somamertani. Semua berteriak, "Kalajengking! Banyak Kalajengking!" Dan, orang ramai pun kembali berlari ke sana kemari. Ki Somamertani sejenak terdiam. Dia memandang sekeliling. Sekilas tak nampak keanehan. Tak kelihatan barang sedikitpun kalajengking yang diributkan orang-orang itu. Namun ketika dia melihat ke bawah. Ke arah tanah. Terlihatlah ribuan kalajengking yang juga berlarian tak tentu arah. Dan, ketika dia melihat ke arah kakinya, sontak dia melompat dan berteriak keras, "Kalajengking....!"  Melihat junjungannya melompat, pengawal Ki Somamertani ...