Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Agri/Aquaculture

Kerang Penghasil Mutiara Air Tawar

Kerang mutiara air tawar adalah kerang penghasil butir-butir mutiara air tawar, kerang yang habitat hidupnya di Perairan Tawar (Non Laut), kerang jenis ini memiliki nama ilmiah Margatifera margatifera, salah satu jenis species yang terancam punah, jenis moluska dan termasuk ke dalam Family Margaritiferidae . Jenis species kerang lainnya yang dapat menghasilkan butir mutiara air tawar adalah Hyriopsis dan Amblema , habitat asli penyebarannya di Wilayah Asia dan Amerika Utara, kedua jenis species tersebut memiliki keterkaitan dengan family Unionidae . Ciri-cirinya ialah memiliki cangkang nacre yang tebal, nacre adalah istilah dalam kekerangan yang artinya induk/ibu dalam lapisan mutiara (Mother of Pearl). Kerang mutiara jenis ini mampu menghasilkan butir mutiara yang indah dan berkualitas, dan mampu menghasilkan 5 hingga belasan butir mutiara per ekor kerang. Kerang mutiara air tawar Ia memiliki 2 (dua) cangkang yang simetris dan  engsel yang dapat membuka dan menutup u...

Walau Hanya Sebutir

Puluhan Redaktur Ekonomi dan Bisnis media massa Grup Jawa Pos tercekat. Bibir mereka terkatup rapat. Wajah pias merona merah. Jurnalis-jurnalis senior itu merasa sungguh malu. Tak jauh dari mereka ngrumpi usai makan siang, seseorang tengah duduk di lantai sambil makan dengan asyiknya. Tak lama, tandaslah nasi berkuah dalam kotak itu, yang merupakan sisa makan seorang redaktur. Bukan, yang membuat para redaktur bungkam bukan lantaran ia seorang pengemis atau pemulung, melainkan Dahlan Iskan! Ya, pemakan nasi sisa itu adalah The Big Boss atau CEO Jawa Pos Group. Peristiwa itu terjadi di sela lokakarya di Pendopo Jawa Pos di Karah Agung Surabaya tahun 1996.Saat itu Dahlan Iskan tak menjelaskan apapun tentang aksinya memakan nasi buangan anak buah. Namun, kita dapat merasa, bahwa Dahlan hendak berpesan agar kita jangan menyia-nyiakan makanan, apalagi makanan pokok seperti nasi. Lihatlah sekarang. Sejak medio Februari 2015, harga beras melonjak naik sampai 30%. Harga beras ku...

AGAR LELE KOYA HALAL DIMAKAN

Suatu ketika, Dr Anton Apriyantono bermaksud makan siang di sebuah warung makan. Ia memesan nasi pecel lele, yang lelenya masih fresh from the pond. ''Saya sudah membayangkan sedapnya makan pecel lele segar. Namun, begitu dimakan, si lele ternyata berasa kotoran manusia,'' kenang Mantan Menteri Pertanian itu. Maka, buyarlah selera makan Pak Anton. Lele yang beraroma dan berasa tinja, semasa hidupnya dibesarkan dengan pakan berupa kotoran manusia atau binatang. Di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunungsindur, Bogor, misalnya, masih banyak warga yang memelihara lele di empang pembuangan tinja di belakang atau samping rumahnya. Disebutnya lele koya. Di kolam kecil pengganti septic tank itu, lele koya berfungsi untuk mendaur-ulang feces manusia. Dengan demikian, empang tidak cepat penuh tinja, mengurangi bau yang menguar, dan lelenya pun bisa dijual. Tentu saja harga jual lele koya tak setinggi lele liar atau yang dibesarkan dengan pakan pelet. Ikan Lele Sejatinya, ...

Ketupluk Oh Ketupluk

Ketupluk, kepinding tanah, atau yang punya nama keren Scotinophara Coarctata  sekarang lagi musim banget di kampung saya di tlatah  Cilacap, tepatnya di desa Kalikudi.  Ada yang bilang, karena sekarang musim panen dan sawah mulai di traktor, makanya itu ketupluk pada keluar terbang. Sawah Abis Ditraktor Yang lumayan bikin rese , itu ketupluk yang bersifat   fototaksis positif yang berarti selalu terbang mendekati cahaya akan menjadi object yang sangat mengganggu ketika kita melakukan aktifitas malam hari. Disamping bahwa ketupluk yang berterbangan itu mengganggu aktifitas kita, secara tiba-tiba kita pun akan mendapatkan 'sensasi' rasa gatal, dan bau yang sanga menyengat.  'Sensasi' karena saya gak yakin, apa itu gatal beneran atau bukan.  Karena, toh, saudara-saudara di sana tidak berasa gatal.  Disamping itu, makanan yang menjadi teman kita pun menjadi tidak lagi menantang untuk kita santap. Sisa ketupluk setelah disapuin Karena sifatnya ya...

Ikan Cupang (Betta)

Ini mungkin tulisan pertama ane yang ngebahas tentang ikan. Ikan, perikanan dan bukan perikiri. He he he... perikanan itu, hmm... fakultas tempat ane sekolah dulu. Ha!!! Jangan kaget, ane emang aseli lulusan perikanan IPB tahun 1995. Yah, lulusan perikanan yang nyasar ke IT salah satunya ya ane ini. Ok, untuk tulisan (perikanan yang) pertama ini, ane pengin ngebahas ikan cupang alias betta atau lengkapnya untuk ikan cupang adu ya betta splendens.  Kenapa ane pilih ikan ini? Pertama, karena ane inget himpunan kemahasiswaan jurusan ane HIMAKUA bukan himpunan mahasiswa kualat tapi HImpunan MAhasiswa aKUAkultur.  Logo himpunan ini adalah ikan betta ini.  Jadi ya inget-inget masa lalu la.... Ikan cupang atau yang tadi ane sebut sebagai ikan betta ini ane pikir salah satu ikan air tawar yang paling bergaya. Ikannya kecil emang, tapi lagaknya walah-walah! Kagak boleh ada yang ngalahin pokoknya. Makanya ikan ini kalo dicampurin bakal bikin keributan.  Bahkan ni..., kalo ...