Skip to main content

Anakku Belum Saatnya Mati

Oleh: John Bon Bowie


“Ummi….Ummi…dede Luthfi…Ummi…dede Luthfi…….kecebul empang!” terbata-bata Chairi, bocah berusia 4 tahun itu, melapor pada ibunya yang tengah mengikuti pengajian, Kamis (16/4/2009). Spontan, Sri Wahyuni, ibu 3 anak yang dipanggil Ummi tadi, loncat dan berlari sekuat tenaga ke arah empang dimaksud. Demikian pula para guru Yayasan Kebon Maen Bocah Bogor dan Ustadz Ojo Sujono, serentak berhamburan keluar kelas. Masya Allah, Sri Wahyuni melihat anak bungsunya, Muhammad Ibrahim Luthfi (2) sudah tengkurap mengambang di kolam lele. Ia rupanya ‘’lolos’’ dari pengawasan orang dewasa, lalu masuk ke kolam kecil sedalam hampir satu meter yang tak berpagar sempurna. Tanpa pikir panjang, Wahyuni terjun ke empang dan meraih tubuh anaknya yang sudah membiru kaku.

Foto Ilustrasi
Tak ayal, suasana pengajian yang semula khusyu berubah riuh dengan tangis dan jerit panik para guru yang semuanya perempuan. “Bagaimana ini? Bagaimana ini. Segera ke rumah sakit?” Ustadz Ojo Sujono berseru kebingungan sambil membopong tubuh si bocah. Di saat genting itu, sebersit ingatan terbayang oleh Ustadzah Nur. Cucu seorang paraji ini pernah memperhatikan bagaimana neneknya dulu menangani kelahiran jabang bayi yang terbekap air ketuban. Tindakan yang sama oleh bidan juga pernah dia lihat. Serentak Ustadzah Nur meraih Luthfi dari gendongan Ustadz Ojo. Dipegangnya kedua kaki bocah, lalu diangkatnya ke atas sehingga posisinya menggantung dengan kepala di bawah. Lalu ditepuk-tepuknya punggung Luthfi dengan agak kuat. Currr... alhamdulillah, air butek empang mengalir keluar dengan deras dari mulut, hidung, dan telinga Luthfi. Uuuh, uhh, Luthfi tampak bereaksi. Ustadzah Nur pun membopongnya dengan posisi normal. Tapi, Masya Allah, tubuh Luthfi sudah kaku dan membiru, detak jantungpun sudah tak terdengar lagi.

Melihat kondisi anak bungsunya, Sri Wahyuni hanya bisa menangis sambil sebisanya melafalkan Asmaaul Husna. Para tetangga berdatangan, sebagian lalu mencari kendaraan untuk membawa Luthfi ke dokter terdekat. Dengan naik motor, Luthfi dikebut ke klinik terdekat oleh seorang wali santri. Sepanjang jalan, Sri Wahyuni memeluk kencang tubuh putranya seraya berupaya pasrah. Mulutnya tak henti melafal Asmaul Husna ke telinga anaknya.
Karena kondisi pasien sudah kritis, tiga klinik pertama yang dituju tak sanggup menerimanya. “Katanya, mereka tidak punya alatnya,” tutur Guru Balistung Bocah Taqwa, Pondokmiri, Bogor ini. Alhamdulillah, akhirnya Luthfi diterima di Pamulang Medical Center. Hidungnya dipasangi saluran Oksigen. Tak lama kemudian, Luthfi spontan menangis kencang. Saluran pernafasannya sudah normal kembali. Setelah diberi obat penenang, si bocah tertidur pulas. Kondisinya pun berangsur pulih.

Subhanallah, sungguh semua itu pertolongan Allah SWT semata. Bagaimana tidak, Luthfi sudah tersumbat saluran pernafasannya hingga puluhan menit. Menurut perhitungan manusia, dia mestinya tak bisa bertahan.Tak terkira rasa syukur dan bahagia Sri Wahyuni. Peristiwa ini mengingatkannya untuk tak lengah mengasuh si kecil. Begitu pun, pagar empang yang sudah berusia empat tahun itu lalu disempurnakan agar tak ada korban kedua. Wahyuni juga kian merasakan keajaiban menyedekahkan sebagian hidupnya untuk mendidik anak-anak dhuafa di kampungnya. Padahal, kalau mau, ia bisa mengajar di tempat lain dengan gaji yang jauh lebih baik. Namun hatinya lebih nyaman berada di Kebon Maen Bocah di bawah binaan PPPA Daarul Qur’an. Di sekolah rakyat ini, para guru memang mendidik dengan hati.

Popular posts from this blog

Badan Intelejen Rusia Mencari Peretas untuk Membajak Jaringan Tor

Penegak hukum Rusia mengumumkan tender tertutup untuk pelaksanaan percobaan mendapatkan informasi pengguna jaringan anonim Tor (The onion router). Kementerian Dalam Negeri Rusia telah mengumumkan pencarian peretas untuk membajak sistem tersebut, namun sampai saat ini belum ada yang mampu melakukannya. Misi ini membutuhkan banyak dana, dan pada akhirnya belum tentu berhasil. Tor adalah server proksi yang memberikan kerahasiaan akses internet dengan mengarahkan lalu lintas internet melalui volunteer network di seluruh dunia. Foto: Getty Images/Fotobank Kementerian Dalam Negeri Rusia hendak menelusuri data pengguna jaringan anonim Tor dan tempat mereka berada. Lembaga pemerintah tersebut mengumumkan, demi keamanan kerahasiaan negara, maka hanya perusahaan dalam negeri saja yang dapat mengikuti tender. Pemerintah siap membayar hingga 3.9 juta rubel (sekitar 112 ribu dolar AS) untuk dapat membajak jaringan Tor. Kepopuleran jaringan Tor di Rusia meningkat tajam dalam satu bulan tera...

Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (2)

Bagian 2 dari 3 tulisan Pada bagian ini diuraikan konfigurasi input dan ekstraktor serta menghubungkan Suricata ke Graylog2 Melanjutkan tulisan sebelumnya Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (1), pada tulisan ini akna sedikit menguraikan tentang beberapa konfigurasi dan pemanfaatannya.  Tentunya masih menggunakan Graylog2. Input. Konfiguras Input sangat penting mengingat ini adalah item konfigurasi yang memungkinkan Graylog2 untuk membuka port menangkap kiriman log. Ada beberapa jenis input.  Namun untuk sementara kita hanya menggunakan “Syslog TCP”  dan “Syslog UDP”.  Dan karena input nanti akan berhubungan dengan extractors, maka sebaiknya input dibuat spesifik untuk mesin log yang spesifik juga.  Misalkan kita akan menangkap log dari Suricata, kita buatkan 1 input khusus dengan protocol UDP misalnya, dan listening pada port 6160 misalkan. Langkah pembuatan input Untuk membuat input, setelah kita bisa memasuki interface Graylog2, ...

Ha Na Ca Ra Ka, Huruf Jawa: Riwayatmu Kini

Ha na ca ra ka; hana caraka; ada utusan. Ah kemanakah para utusan itu sekarang? Sesekali aku jalan-jalan ke blog orang-orang dari wilayah-wilayah asia semacem Thailand, Champa (Khmer); ada yang tiba tiba menyeruak dari kedalaman jiwaku. Dari kedalaman jiwa seorang Jawa. Hari ini aku sudah tidak bisa lagi membaca rangkaian kalimat yang tersusun dari huruf-huruf milik kami, orang jawa. Dulu, ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar, pak guru dan ibu guruku begitu rajinnya mengajarkan aku membaca dan menulis huruf jawa. Sampai kemudian aku pun bisa menuliskannya dengan lancar. Membacanya pun aku tidak ada halangan. Bahkan sampai aksara murda sekalipun. Tapi kini aku seperti menjadi orang lain ketika harus membaca tulisan-tulisan itu. Hari ini, ketika aku tidak mampu lagi membaca hurufku. Aku mencoba untuk menelusuri di internet tentang huruf-huruf jawa. Aku dapat salah satunya di http://en.wikipedia.org/wiki/Javanese_script , kemudian dari sini aku mendapatkan http://www.omniglot...