‘’Honor saya terakhir Rp 125 ribu perbulan,’’ kata Ustadz Sumitro Mangkusasmito Lc, mengungkapkan gajinya saat menjadi da’i di Dili, Timor Timur, sejak 1981 hingga 1999. Melalui referendum yang curang dan dibingkai kerusuhan, Provinsi ke-27 NKRI itu akhirnya lepas dan menjadi Republik Timor Leste. Situasi yang mencekam mengancam nyawa, membuat Sumitro sekeluarga hengkang ke kampung halaman istrinya di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 1999. ‘’Saya tinggalkan asset saya berupa 13 rumah kontrakan yang pembangunannya dibiayai investor dari Makassar,’’ kenang da’i asal Bojonegoro, Jawa Timur, itu di sela mengisi Daurah Du’at Dewan Dakwah di Jeneponto, Sulsel, 24 November lalu. Tahun 2006, Sumitro yang seangkatan dengan Ustadz Syuhada Bahri, untuk kali pertama mengunjungi Dili setelah hijrah darinya. Ia dipanggil untuk mengisi ceramah di sana. ‘’Saya sempat mampir ke bekas rumah saya. Rumah-rumah itu sudah dikuasai warga lokal, dan disewakan dengan harga ratusan ribu dolar Am...