Skip to main content

PowerBuilder oh EAServer oh dotNet......

Satu pertanyaan yang sering menggelitik untuk dijawab adalah, kenapa Sybase menghentikan fitur PowerBuilder Application Server di versi 7.0.3 dan fitur connectornya di PowerBuilder 9.x?
Sangat wajar agaknya bila pertanyaan ini muncul karena tidak bisa disangkal bahwa PowerBuilder Application Server adalah fitur yang sangat banyak membantu bagi banyak entitas untuk mendapatkan solusi distributed computing yang mudah dan murah pada skala tertentu.  Ooopsss..., skala tertentu, ini mungkin kiwordnya, sehingga sybase mematikan fitur ini dan tetap mempertahankan EAServer. Tapi, pikir-pikir tidak 'adil' juga bila dengan bermodal kiword skala tertentu ini, kemudian fitur ini dimatikan.  Karena tidak semua aplikasi n-tier adalah aplikasi enterprise seperti kepanjangan huruf E pada EAServer. Enterprise.  Banyak sekali kelas SOHO yang ternyata membutuhkan layanan selayaknya kelas Enterprise.  Gak habis pikir aku bila suatu SOHO harus berinvestasi sekelas Enterprise hanya untuk menjalankan IT sistemnya yang memang harus dijalankan dengan solusi n-tier. Mungkin Sybase lupa, bahwa akar rumput bisa membawa tanah lebih banyak dibanding akar pohon beringin sekalipun. Ato mungkin, Sybase takut bersaing dengan jBoss yang didukung java yang 'sudah open' dengan banyak frameworknya yang notebene free of charge? Bila ya memang begitu, maka Sybase bukan membunuh ketakutannya, tetapi ketakutannya itulah yang bakal 'membunuh'nya (dalam hal ini PowerBuilder).
Meskipun sampai saat ini masih banyak yang bertahan dengan PowerBuilder 7.03 untuk tetap mendapatkan kemudahan dari PowerBuilder Application Server, ternyata untuk bertahanpun tidak mudah.  Teknologi operating system, yang dalam hal ini adalah Microsoft Windows, semakin berkembang dan yang terakhir adalah Microsoft Windows 7 yang notabene didasarkan pada mesin 64 bit.  Meskipun MS Windows 7, bisa menjalankan aplikasi 32 bit, namun kenyataannya PowerBuilder 7.0.3 tidak 100% berjalan dengan baik di OS ini.  Hal ini tentunya akan sangat merepotkan dalam proses pengembangan aplikasi, dan tentunya 'peluang' terjadinya kegagalan pada saat dijalankan pun semakin terbuka lebar.  Artinya, para pengembang aplikasi harus bertahan pada MS Windows XP, yang berarti dalam hal pemasaran kemudian menjadi titik lemah dalam budaya populer saat ini, dimana tuntutan konsumen untuk menggunakan teknologi terakhir tidak boleh disepelekan.  Akhirnya, para pengembang dihadapkan pada kondisi untuk merayu konsumen agar tetap menggunakan MS Windows XP yang tentunya tidak mudah.  Dan apabila ini terus berlanjut, pastinya, akhirnya pengembang hanya punya dua pilihan ikuti perkembangan teknologi, atau punah....
Mengikuti perkembangan teknologi tentunya tidak mudah juga.  Apabila tetap bertahan dengan menggunakan teknologi PowerBuilder artinya mereka harus merubah platform middle tier-nya dengan mengadaptasikan existing middle tier-nya dari PowerBuilder Application Server ke dalam Sybase EAServer.  Pilihan ini, tentunya, bukan pilihan yang murah, karena mereka harus berinvestasi atau mengajak existing customernya untuk sama-sama berinvestasi.  Dan, bergantung kepada kemampuan dari pengembang dalam bernegosiasi/berinvestasi dan kesedian customer, akhirnya pilihan ini banyak yang menjadi pilihan yang ditanggalkan alias tidak untuk dipilih ketimbang pilihan untuk dilanjutkan.
Apabila pilihan untuk beralih ke Sybase EAServer menjadi pilihan untuk ditanggalkan, kebanyakan dari mereka akan beralih untuk mengalihkan seluruh aplikasinya ke Java dengan banyak pilihan middle tier yang free of charge.  Pilihan ini tentunya tidak mudah pula, karena tentunya akan merubah seluruh aplikasinya dari PowerBuilder ke Java yang berarti ada tuntutan penguasaan pengembangan dengan Java dan berarti pula ada proses rekrutmen atau proses update terhadap resource pengembang/programmer dan ini berarti pula waktu dan biaya.  Dan di sisi customer pun harus pula dibiasakan dengan antarmuka yang baru dengan menggunakan Java yang berarti merubah kebiasaan mereka.  Namun, dari semua ini, pilihan untuk beralih ke Java menjadi pilihan untuk dilanjutkan oleh banyak pengembang.
Sebagaimana disebutkan tadi, bahwa Sybase tengah membunuh PowerBuilder dengan ketakutannya, dengan banyaknya pihak yang beralih ke Java, statemen ini semakin menampakkan wujudnya. Namun, Sybase mungkin menyadari hal ini.  Oleh karena itulah maka, mungkin, Sybase semakin merapat ke dotNet dengan berharap mendapatkan 'penggemar baru' dari dunia pengembang lain di luar dunianya sendiri (PowerBuilder). Hal ini direpresentasikan dalam produk pengembangannya yang teranyar, PowerBuilder.Net. Dan, PowerBuilder yang bukan .Net mereka sebut PowerBuilder Classic.  Ah... akankah kemudian PowerBuilder Classic pun akan mengalami nasih yang serupa dengan fitur PowerBuilder Application Server? (Hanya Tuhan dan pihak Sybase yang tahu)

Popular posts from this blog

Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (2)

Bagian 2 dari 3 tulisan Pada bagian ini diuraikan konfigurasi input dan ekstraktor serta menghubungkan Suricata ke Graylog2 Melanjutkan tulisan sebelumnya Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (1), pada tulisan ini akna sedikit menguraikan tentang beberapa konfigurasi dan pemanfaatannya.  Tentunya masih menggunakan Graylog2. Input. Konfiguras Input sangat penting mengingat ini adalah item konfigurasi yang memungkinkan Graylog2 untuk membuka port menangkap kiriman log. Ada beberapa jenis input.  Namun untuk sementara kita hanya menggunakan “Syslog TCP”  dan “Syslog UDP”.  Dan karena input nanti akan berhubungan dengan extractors, maka sebaiknya input dibuat spesifik untuk mesin log yang spesifik juga.  Misalkan kita akan menangkap log dari Suricata, kita buatkan 1 input khusus dengan protocol UDP misalnya, dan listening pada port 6160 misalkan. Langkah pembuatan input Untuk membuat input, setelah kita bisa memasuki interface Graylog2, ...

Bagaimana Menginstall Snort dengan Barnyard2 dan Snorby

Mas....! Apa? Nuwun sewu, Mas! Saya udah coba install Snort dan Suricata. Tapi bingung... Bingung gimana? Bingung nginstallnya. Sampeyan nginstallnya di mana? Sampeyan gimana? Ya di kantor, Mas! Masa di rumah.  Di rumah komputer kan cuma 1 doang. He he....! Maksud saya, nginstallnya di komputer apa, OS nya apa? Di PC, OS-nya linux Linux apa? Ubuntu, Mas! Hmm... Ubuntu? Sampeyan nginstallnya make apt-get install apa compile dari source-nya? Make apt-get install, Mas! sudo apt-get install snort snort-mysql Emang kenapa, Mas? Gak apa, Cuma biasanya saya nginstallnya langsung dari source. Gimana caranya? Begini, unduh dulu source terakhir yang stabil dari http://www.snort.org/snort-downloads/ Kemudian copykan ke mesin linux yang bakal kita install snort.  Jangan cuma download source snortnya thok.  Download juga library DAQ (Data Aqcuisition Library).  Karena snort juga butuh ini kalo mau mengenable-kan semua fitur snort. Jangan lupa juga download barny...

Ha Na Ca Ra Ka, Huruf Jawa: Riwayatmu Kini

Ha na ca ra ka; hana caraka; ada utusan. Ah kemanakah para utusan itu sekarang? Sesekali aku jalan-jalan ke blog orang-orang dari wilayah-wilayah asia semacem Thailand, Champa (Khmer); ada yang tiba tiba menyeruak dari kedalaman jiwaku. Dari kedalaman jiwa seorang Jawa. Hari ini aku sudah tidak bisa lagi membaca rangkaian kalimat yang tersusun dari huruf-huruf milik kami, orang jawa. Dulu, ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar, pak guru dan ibu guruku begitu rajinnya mengajarkan aku membaca dan menulis huruf jawa. Sampai kemudian aku pun bisa menuliskannya dengan lancar. Membacanya pun aku tidak ada halangan. Bahkan sampai aksara murda sekalipun. Tapi kini aku seperti menjadi orang lain ketika harus membaca tulisan-tulisan itu. Hari ini, ketika aku tidak mampu lagi membaca hurufku. Aku mencoba untuk menelusuri di internet tentang huruf-huruf jawa. Aku dapat salah satunya di http://en.wikipedia.org/wiki/Javanese_script , kemudian dari sini aku mendapatkan http://www.omniglot...