Skip to main content

Papua (Jilid 1)

Dulu namanya Irian Jaya, entah karena apa aku juga gak ngerti sekarang namanya Papua. Tapi apalah arti sebuah nama, begitu kata buyutku; shakespeare.
Perjalanan ke Papua bagiku masuk perjalanan yang cukup melelahkan, dan kata temen; latihan umroh. La, total 7 jam. Bukan lama di atas yang bikin keki, naik turunnya itu; hmmm..... sakit ni kuping.
Berangkat jam 23:30 dari cengkareng, nyampe Bali sekitar jam 2an waktu setempat. lanjut ke Timika. Ah perjalanan yang menakjubkan ketika melintasi langit Denpasar sampai Timika, terutama ketika menjelang matahari terbit. Allahu Akbar, Subhanalloh, kayaknya aku dah nyampe Saturnus, ha ha ha... Hamparan awan yang luas ditimpa sinar lembayung mentari menjelang fajar, disela awan cumulus yang memberi kesan seakan bukit menjulang. Sungguh suatu pemandangan yang indah. Menengok ke bawah, ada pulau-pulau kecil (aku tak tahu namanya) yang disabuki sabuk biru (pantai pasir putih?), Ah suatu keindahan yang lain.
Mendarat di Timika, rehat beberapa menit. Poto sebentar di ban raksasa milik hiasan pengasih Freeport, naik lagi menuju Jayapura. Ah pemandangan yang menyedihkan. Karena dah siang aku bisa jelas liat ke bawah. Dan ah... pemandangan kubangan lumpur yang mungkin lebih luas dari lumpur lapindo langsung terhidang ketika pesawat berputar arah ke arah Jayapura. Dan dari langit Timika, aku mencari sungai yang berair, sulit sekali. Lumpur dan hanya lumpur.
Penerbangan ke Jayapura, ada hamparan bukit-bukit yang dikerumuni vegetasi liar yang kami lintasi, tapi ada pula karang terjal berwarna hitam. Ah inilah papua, hutannya relatif masih perawan, dan aku pikir belum semua titik pernah disingahi manusia.
Mendarat di sentani masih aku lihat keistimewaan tanah papua. Ada perbukitan yang hanya ditumbuhi rumput liar. Persis seperti perbukitan di pelem-pelem hercules, xena dan pelem-pelam masa lalu lainnya. Dan lebih istimewa ketika sampe jayapura. Kota di lembah dan dikelilingi perbukitan. Ketika hujan, meskipun ada di pantai bukit-bukit itu sering diselimuti kabut.
Dan kemudian aku mulai mengerjakan tugasku di Bank Papua.

Popular posts from this blog

Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (2)

Bagian 2 dari 3 tulisan Pada bagian ini diuraikan konfigurasi input dan ekstraktor serta menghubungkan Suricata ke Graylog2 Melanjutkan tulisan sebelumnya Log Management Dengan Graylog2, MongoDB, Elasticsearch, Kibana (1), pada tulisan ini akna sedikit menguraikan tentang beberapa konfigurasi dan pemanfaatannya.  Tentunya masih menggunakan Graylog2. Input. Konfiguras Input sangat penting mengingat ini adalah item konfigurasi yang memungkinkan Graylog2 untuk membuka port menangkap kiriman log. Ada beberapa jenis input.  Namun untuk sementara kita hanya menggunakan “Syslog TCP”  dan “Syslog UDP”.  Dan karena input nanti akan berhubungan dengan extractors, maka sebaiknya input dibuat spesifik untuk mesin log yang spesifik juga.  Misalkan kita akan menangkap log dari Suricata, kita buatkan 1 input khusus dengan protocol UDP misalnya, dan listening pada port 6160 misalkan. Langkah pembuatan input Untuk membuat input, setelah kita bisa memasuki interface Graylog2, ...

Bagaimana Menginstall Snort dengan Barnyard2 dan Snorby

Mas....! Apa? Nuwun sewu, Mas! Saya udah coba install Snort dan Suricata. Tapi bingung... Bingung gimana? Bingung nginstallnya. Sampeyan nginstallnya di mana? Sampeyan gimana? Ya di kantor, Mas! Masa di rumah.  Di rumah komputer kan cuma 1 doang. He he....! Maksud saya, nginstallnya di komputer apa, OS nya apa? Di PC, OS-nya linux Linux apa? Ubuntu, Mas! Hmm... Ubuntu? Sampeyan nginstallnya make apt-get install apa compile dari source-nya? Make apt-get install, Mas! sudo apt-get install snort snort-mysql Emang kenapa, Mas? Gak apa, Cuma biasanya saya nginstallnya langsung dari source. Gimana caranya? Begini, unduh dulu source terakhir yang stabil dari http://www.snort.org/snort-downloads/ Kemudian copykan ke mesin linux yang bakal kita install snort.  Jangan cuma download source snortnya thok.  Download juga library DAQ (Data Aqcuisition Library).  Karena snort juga butuh ini kalo mau mengenable-kan semua fitur snort. Jangan lupa juga download barny...

Ha Na Ca Ra Ka, Huruf Jawa: Riwayatmu Kini

Ha na ca ra ka; hana caraka; ada utusan. Ah kemanakah para utusan itu sekarang? Sesekali aku jalan-jalan ke blog orang-orang dari wilayah-wilayah asia semacem Thailand, Champa (Khmer); ada yang tiba tiba menyeruak dari kedalaman jiwaku. Dari kedalaman jiwa seorang Jawa. Hari ini aku sudah tidak bisa lagi membaca rangkaian kalimat yang tersusun dari huruf-huruf milik kami, orang jawa. Dulu, ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar, pak guru dan ibu guruku begitu rajinnya mengajarkan aku membaca dan menulis huruf jawa. Sampai kemudian aku pun bisa menuliskannya dengan lancar. Membacanya pun aku tidak ada halangan. Bahkan sampai aksara murda sekalipun. Tapi kini aku seperti menjadi orang lain ketika harus membaca tulisan-tulisan itu. Hari ini, ketika aku tidak mampu lagi membaca hurufku. Aku mencoba untuk menelusuri di internet tentang huruf-huruf jawa. Aku dapat salah satunya di http://en.wikipedia.org/wiki/Javanese_script , kemudian dari sini aku mendapatkan http://www.omniglot...